Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE

Minggu, 01 Maret 2009

Keutamaan Laailaaha illallaah (Laa Nabiyya Ba'diy)


Hazrat Aisyah ra melarang orang-orang mengatakan Laa nabiyya ba’diy, supaya dia tidak terjerumus pada akidah yang salah. Seperti yang terdapat dalam hadits, diriwayatkan ketika Rasulullah SAW sedang duduk di mesjid, terus Beliau berdiri dan pergi keluar, sudah cukup lama Beliau belum kembali. Para sahabat khawatir, kemana gerangan perginya Rasulullah SAW, padahal pada saat itu keadaan sedang genting dari arah Syams, jangan-jangan kaum Kristen akan menyerang Madinah, karena itu timbul fikiran pada para sahabat, musuh akan menyerang, lalu Mereka mencari Rasulullah SAW kesana kemari. Abu Hurairah berkata, ketika mencari Beliau SAW, tiba-tiba saya sampai di sebidang kebun, terlihat pintu yang besar tertutup, tapi saya tidak tahan, akhirnya saya masuk ke sebuah lubang (gua), ternyata disana dijumpai Rasulullah SAW, Abu Hurairah berkata, “Ya Rasulallah Kami sudah khawatir, kami tidak tahu tuan pergi kemana? Sekarang Tuan sudah saya jumpai, rasanya lega.

Rasulullah SAW bersabda, :”Pergilah Abu Hurairah, dan siapapun yang kamu jumpai, katakan kepadanya man qola laa ilaaha illallaah, dakholal jannah artinya yang mengatakan laa ilaaha illallaah dia akan masuk surga. Hazrat Abu Hurairah bertanya, Ya Rasulullah untuk perkara yang besar seperti ini siapa yang akan mempercayai?, kalu begitu Tuan berikan kepada saya sebuah tanda (supaya diyakini sabda ini dari Rasulullah SAW), Beliau SAW memberikan sepatunya kepada Hz Abu Hurairah. Ketika Beliau ra keluar dari pintu, pada saat itu datang Hz Umar ra, Hazrat Abu Hurairah ra seketika itu melihat Hz Umar ra langsung menyampaikan hadits itu bahwa Rasulullah saw bersabda kepada saya,” Dengan siapapun saya berjumpa, maka saya harus sampaikan kabar suka ini “ man qola laa ilaaha illallaah, dakholal jannah” , mendengar hal itu seketika itu Hazrat Umar memukul dada Hz Abu Hurairah dengan kerasnya dan berkata: “ apakah kamu ingin merusak keimanan orang-orang? Langsung Hazrat Abu Hurairah pergi berlari ke hadapan Rasulullah SAW dan mengatakan,” Ya Rasulullah! Hazrat Umar telah memukul saya. Tuan yang telah mengatakan kepada saya untuk menyampaikan hadits ini, kepada siapapun yang saya jumpai, lalu saya (berjumpa dengan Umar) menyampaikannya pada Umar, tapi dia malah memukul saya.

Setelah itu Hazrat Umar pun sampai dihadapan Rasulullah saw, Beliau ra mengatakan,” Ya Rasulullah, Tuan bersabda demikian kalau ada yang mengatakan laa ilaaha illallaah dia akan masuk surga? Beliau saw menjawab: Ya. Hazrat Umar bertanya Kalau begitu orang-orang yang lemah dia akan meninggalkan amalan. Beliau SAW bersabda: baik sekali, kalau begitu hentikan pengumuman ini. Seolah-olah Beliau SAW mengatakan sesuatu, tapi Beliau sendiri mengatakan untuk jangan menyebarkannya. Sebagian orang beranggapan keliru bahwa karena kabar ini sudah sampai kepada Hazrat Umar, jadi kabar suka ini untuk Hazrat Umar saja, karena itu Rasulullah SAW bersabda jangan katakan lagi hal ini kepada orang lain. sebenarnya mukhatibnya adalah setiap orang mukmin lah dan maksud Rasulullah SAW adalah orang yang mengatakan Laa ilaaha Illaallah dengan hati yang tulus dan mengamalkannya, dia pasti akan masuk surga. Bagaimana bisa seseorang yang beriman kepada Allah Ta’ala, tapi dia tidak mengamalkan perintah-perintahnya.
Maksudnya adalah kalau ada orang yang membaca ini dengan niat yang tulus dan ikhlas, dia pasti akan menjadi ahli surga, maksudnya bukanlah hanya dengan membaca dalam mulut saja orang akan masuk ke surga. Sebagaimana anggapan kaum muslimin saat ini, bahwa setelah mengatakan Laa ilaaha illallaah, maka tidak perlu lagi mengamalkan amalan-amalan. Maksudnya, dengan melihat kesalah fahaman orang-orang, Hazrat Umar ra datang ke hadapan Hazrat Rasulullah SAW untuk mengizharkan bahwa ,”Ya Rasulallah! Orang-orang akan mengambil makna yang naqli, dan akan mereka akan berkesimpulan bahwa sekarang tidak diperlukan lagi amalan-amalan. Beliau sendiri menghentikan hal ini.
Begitu juga Hazrat Aisyah pun berfkir bahwa dengan kalimat Laaa nabiyya ba’diy jangan sampai orang-orang menganggap bahwa didalam Islam tidak akan lahir lagi seorang wujud yang agung, dan pintu kenabian sudah tertutup untuk selama lamanya, karena itu Beliau melarang mengatakan Laa Nabiyya Ba’diy. Dan karena Khataman Nabiyyiin itu merupakan lafaz dari Quran Karim, sehingga orang tidak akan tertipu. Beliau ra bersabda:” Tentu katakan saja Khataman Nabiyyiin, tapi jangan katakan bahwa setelah Beliau SAW tidak akan ada lagi Nabi yang datang, dari ini jelaslah bahwa Hazrat Aisyah yakin secara total bahwa mengakui terputusnya kenabian itu adalah bertentangan dengan Talim Islam, Jikalau tidak, kalaulah segala jenis pintu kenabian tertutup, maka apa perlunya Beliau berkata seperti Itu bahwa La taquuluw laa nabiyya ba’dahu, padahal Lafaz ini sendiri terbukti dari Rasulullah SAW karena itu Beliau berkata seperti itu, bahwa menurut Beliau ra lafaz Khataman Nabiyyiin lebih terjaga dan kemungkinan untuk menimbulkan kesalah fahamannya sedikit juga merupakan alfaz Al Quran, Jadi Beliau mengatakan katakanlah selalu lafaz ini. dan untuk alfaz yang kedua, yakni, yang dari sisi makna benar, tapi dari sebagian makna yang lain bisa menimbulkan kesalah fahaman, karena itu pada umumnya jangan biasakan gunakan lafaz itu (Laa Nabiyya Ba’diy) ….
(Tafsir Kabir)
Penerjemah :Mahmud Ahmad Wardi

ShareThis

 

Kembali lagi ke atas