Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE

Senin, 11 November 2013

Apakah Imam Mahdi Benar-Benar Berada Dalam Satu Kuburan Dengan Rasulullah?

Dalam acara soal jawab, Hazrat Khalifatul Masih Ar Rabi ra menjawab satu pertanyaan yang tidak dimunculkan dan langsung dimulai dengan jawaban Huzur (dalam format MP3). Dari jawaban Huzur, penerjemah memperkirakan bahwa pertanyaan yang dilontarkan mungkin berkenaan dengan “dikuburkannya Imam Mahdi dengan Rasulullah dalam satu kuburan yang sama” atau yang senada dengan itu. lengkapnya sebagai berikut:

Huzur bersabda: ”Yang disabdakan tadi mengisyarahkan kepada satu hadits yang sampai batas tertentu saya berkesan bahwa alfaaz (kata-kata) dalam hadits itu tidaklah benar. Tapi dari sisi topik, ada hadits lain yang senada dengan topik tersebut, saya akan jelaskan.

Kita harus berhati-hati dalam mensikapi suatu Hadits nabi. Jika kita teringat akan suatu topik, maka katakanlah dengan penuh kehati-hatian bahwa “saya teringat dengan suatu topik yang sejenis dengan itu dan jangan sekali-kali menyandarkan suatu perkataan kepada Rasulullah SAW sebelum kita benar-benar yakin kebenarannya, karena Huzur SAW bersabda:” Jika ada yang menyandarkan suatu perkataan kepadaku, padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka dia akan membuat rumahnya sendiri di neraka”, karena merupakan satu tanggung jawab yang sangat besar. 

Banyak sekali hal-hal yang jika kita sampaikan kepada seseorang, maka orang itu tidak akan mempercayainya dan tidak akan ada bedanya, tapi jika perkataan itu kita sandarkan kepada Rasulullah SAW, maka orang itu akan langsung mempercayainya. Karena itu, jalan untuk berbuat zalim akan terbuka jika kita menyandarkan perkataan dusta kepada Rasulullah SAW. Memang perbuatan seperti ini tidak dilakukan secara sengaja, melainkan ada sedikit kecerobohan dalam kata-katanya. maksudnya, point inti dari semua ini adalah disabdakan bahwa “Pada hari kiamat aku dan Imam Mahdi akan diangkat dari kuburan yang sama”. 

Dalam konteks ini Hazrat Rasulullah SAW telah mengatakan suatu perkataan yang mengandung makna kiasan. Yang jadi pertanyaan adalah hadits ini dengan sendirinya menjelaskan bahwa apa makna yang terkandung didalamnya? Karena berkenaan dengan Imam Mahdi ditemukan juga hadits hadits lain yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Nama ibu dan bapaknya (Imam-Mahdi) akan sama dengan nama ibu dan ayahku, bahkan namanya pun akan sama dengan namaku”. 

Dan jika ada hadits serupa yang disabdakan dengan kalimat yang senada yakni “Aku dan Mahdi akan diangkat dari kuburan yang sama pada hari kiamat”, maka dari itu bisa kita ketahui bahwa didalamnya terkandung makna kiasan, karena tidaklah mungkin ada orang yang akan berani menggali kuburan Rasulullah SAW, apakah itu Mahdi atau wujud siapapun juga, tidak akan ada seorang muslim yang akan berani untuk menggali kuburan Rasulullah SAW demi untuk menguburkannya (Mahdi). Dan jika orang itu mengatakan bahwa “Aku adalah Mahdi”, maka mereka akan menjawab bahwa bagaimana kami bisa mengetahui bahwa kamu Mahdi sebelum kamu dikuburkan terlebih dahulu? Dan jika Mahdi tadi mati sebelum mereka beriman, maka siapa yang akan mengizinkan untuk menggali kuburannya (Mahdi) lalu dikuburkan disana (dalam kuburan Rasulullah) bagaimanapun ghairat kita tidak akan mengizinkan hal itu terjadi. 

Dari gaya bahasanya memberitahukan kepada kita bahwa didalam kalimat tersebut terkandung makna kiasan dan sedang disampaikan pesan sebagaimana terkadang para nabi mengatakan hal-hal yang serupa dengan tujuan supaya pemahaman kita menjadi tajam lalu merenungkannya sehingga kita bisa mengambil manfaat dari permisalan seperti ini. Perkataan ini sangatlah jelas. 

Masalahnya adalah awal permulaannya sama dan hasil akhir kehidupannya pun sama (Rasulullah dengan Mahdi-Pent) memberitahukan bahwa dia (Mahdi) suci, benar, dia taat sepenuhnya kepadaku dan seperti halnya seorang yang taat dengan sempurna, maka diapun berhak untuk ditaati. Ayah dan Ibunya sama. Seperti halnya ibuku begitu juga ibunya dan seperti halnya ayahku begitu juga ayahnya, namanya juga sama seperti namaku. Makna inilah yang dimaksud berkenaan dengan Imam Mahdi, maksudnya adalah kalian jangan menyerang akal pemikirannya dan janganlah mencelanya, karena celaan ini akan sampai juga kepadaku sebab dia datang sebagai ghulamku (hambaku). 

Begitu juga, janganlah kalian menyerang hasil akhir dari kehidupannya, karena dikuburkannya dalam satu kuburan mengisyarahkan pada hasil akhir yang sama (dengan Rasulullah) dan istilah ini digunakan juga dalam peribahasa bahasa urdu, dikatakan “Kamu masuk saja dikuburanmu sendiri jangan masuk di kuburanku! Maksudnya adalah hasil akhir dari kehidupannya adalah sama. Selain makna tersebut tidak ada makna lain yang bisa dicocokkan dengan hadits tersebut, karena makna (leterlek-Pent) tadi bertentangan dengan akal sehat dan tujuan dari seorang mukmin.

Note: Penulis bertanggung jawab penuh apabila ada kesalahan dalam pengalihbahasaan

Read More......

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 21 Februari 2011

Konspirasi Internasional menentang Ahmadiyah


Amanah Khalifah Ahmadiyah ke IV r.h. Pada Pertemuan Dengan Pengurus Besar Jamaah Ahmadiyah Indonesia di Singapura tanggal 20 Juli 1989 Tentang Konspirasi Internasional Menentang Ahmadiyah Dan Menghancurkan Umat Islam

Saudara-saudara telah mendengar segala sesuatu mengenai latar belakang kegiatan berbagaikekuatan anti-Islam dan konspirasi (persekongkolan) yang berlangsung dewasa ini di Indonesia. Saya telah senantiasa berusaha mengirimkan pesan (amanat) kepada Jama’at Ahmadiyah Indonesia mengenai apa yang sedang terjadi dan mengenai segala sesuatu yang saya fahamibakal terjadi di kemudian hari. Akan tetapi malang sekali, saya tidak puas dengan reaksi dari Jama’at Indonesia dalam mengambil langkah-langkah penjagaan dan secara serentakmenanggulangi bahaya ini.

Pertama-tama, seluruh anggota Jama’at Ahmadiyah Indonesia harus mengerti tentang apa yang sedang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Berkenaan dengan ini, saya pikir, pengarahan-pengarahan saya tidak dijalankan dengan memuaskan. Orang-orang (para anggota Jemaat) dari segala lapisan – laki-laki, perempuan, bahkan para pemuda dan anak-anak yang beranjak dewasa – haruslah mengerti apa yang sedang terjadi supaya mereka melaluipropaganda (penerangan) dan tukar-pikiran dengan kawan-kawan mereka menjelaskan kepada khalayak umum.

Akibat "Buta Politik" & 3 Musuh Utama Islam
Saya sangat meragukan analisa Saudara-saudara yang saya terima mengenai situasi dan mengenai apa yang sedang terjadi di pemerintahan negara Saudara-saudara. Beranggapan bahwa apa yang sedang terjadi di Departemen Agama, dan di Departemen-departemen lainnya -- termasuk Departemen Hankam (Pertahanan Keamanan) – dan sebagainya, itu adalah tanpa sepengetahuan dan tanpa pengukuhan serta dukungan Presiden merupakan pandangan yang kekanak-kanakan dan menunjukkan bahwa mereka yang membuat penilaian (analisa) ini tidak mempunyai (tidak memahami) konsep bagaimana politik berlangsung di dunia.

Penilaian (anggapan/pandangan) bahwa keputusan-keputusan yang diambil di tingkat Eksekutif, yakni di Departemen-departemen, adalah tanpa sepengetahuan Presiden -- seperti yang Saudara-saudara katakan kepada saya -- mustahil terjadi di mana pun di dunia ini. Apa yang sedang terjadi, pada hakikatnya, adalah akibat dari ulah 3 musuh utama Islam yang bergabung dalam satu kekuatan yang dengan cara bertahap menjuruskan Indonesia kepada satu situasi yang pada akhirnya pasti akan terjadi seperti di Pakistan, andaikata Saudara-saudara tidak mencegahnya.

Mula-mula – faktor ini yang kurang diperhatikan – adalah peranan Saudi Arabia. Saudi Arabiabersama-sama dengan Pakistan telah berusaha dengan segala cara yang terbaik maupun yang terburuk untuk membentuk sikap yang serupa di negeri-negeri Islam lainnya di dunia ini, sebagaimana mereka telah berhasil melakukannya di Pakistan. [Persekongkolan/makar buruk] ini bisa terjadi berkat dukungan serta liputan yang penuh dari Amerika Serikat. Ada pun alasannya jelas. Peranan unsur ketiga [yakni Amerika Serikat] yang akan dibahas nanti merupakan salah satu di antara alasan-alasan itu.

Politik Global Amerika Serikat
Menurut politik global Amerika Serikat, ada 2 hal yang sudah pasti akan terjadi di dunia:


 Pertama, Saudi Arabia harus menanam pengaruh di negeri-negeri Islam di dunia ini, karenaSaudi Arabia 100% bergantung pada Amerika Serikat dalam mempertahankan keberlangsungan kehidupannya, sebab Saudi Arabia adalah hamba Amerika Serikatyang paling cantik dan paling setia. Pengaruh Saudi Arabia yang meluas di negara-negaraIslam atau negeri-negeri Afrika atau negeri-negeri Dunia Ketiga, akhirnya berujung pada terciptanya pengaruh Amerika Serikat yang meluas serta menjamin kepentingannya sendiri di negeri-negeri tersebut.

 Kedua, dukungan terhadap agama Kristen dan jaminan keberlangsungan upaya,pengeluaran uang, dan tindakan lainnya, untuk menyebarkan agama Kristen -- teristimewa di daerah strategis di dunia, yang paling nekad dan sangat terkenal adalahpolitik Amerika Serikat. Oleh karena itulah maka Amerika Serikat memainkan peran sebagai pahlawan dalam mendukung agama Islam dan agama Kristen. Amerika Serikat secara serempak mendukung perjuangan Islam di Afghanistan [yang di pengaruhi pihak komunis] dan perjuangan Kristen di Polandia [yang juga komunis]. Apakah Amerika Serikat itu adalah orang Islam dan juga sekaligus orang Kristen?

Peran Ahmadiyah Menghadang Makar Buruk Amerika Serikat
Ahmadiyah menghambat jalan politik Amerika Serikat di kedua wilayah (sasaran) ini:
 Pertama-tama, Amerika Serikat menyadari bahwa Jama’at Ahmadiyah adalah lawanSaudi Arabia, dalam upaya memegang merk (label) Islam, di tempat mana saja ada upaya penyebaran Islam.
 Kedua, Amerika Serikat sepenuhnya mengetahui bahwa hanyalah Ahmadiyah satu-satunya yang dapat melawan Kristen dan [mampu] menghentikan derap kemajuannya di mana saja kita (Ahmadiyah) berhadapan dengan Kristen.
Jadi, rencana yang sangat keji dan jahat [Amerika Serikat] dibuktikan oleh kenyataan adanyaSaudi Arabia sedang memainkan peran sebagai pahlawan Islam nenentang Jama’at Ahmadiyah di seluruh dunia. Akibatnya ialah perhatian semua pemimpin Islam tertuju kepadaAhmadiyah. Dan mereka (Saudi Arabia dan Amerika Serikat) mengatakan kepada para pemimpin Islam bahwa:

Ahmadiyah adalah satu-satunya ancaman yang berbahaya di dunia. Oleh karena itu binasakanlah Jemaat Ahmadiyah maka bahaya tidak akan ada lagi bagi Islam! Dan pada saat yang bersamaan agama Kristen sendiri yang berderap maju untuk merambah ke jalan kemajuan ke mana pun ia suka. Jama’at Ahmadiyah adalah satu-satunya kaum(golongan) yang mampu melawan Kristen dan [kemudian] diadu-dombakan dengan golongan Islam lainnya, dengan maksud menjamin pertahanan mereka (Kristen) sendiri.
Seluruh perhatian Dunia Islam akan diarahkan kepada Jama’at Ahmadiyah. Kian banyakkesukaran akan ditimbulkan terhadap Jama’at Ahmadiyah yang sedang giat-giatnya bertablighdan memerangi [faham] Kristen dengan bebas untuk kepentingan Islam. Dampak [makar-buruk] inilah yang sedang terjadi di Indonesia dan juga di dunia.

Tidak Melaksanakan Amanat Khalifah
Ketika beberapa orang [Ahmadi] Indonesia berada di London atau di tempat lainnya, saya mencoba menerangkan kepada mereka segala sesuatu, dengan permohonan (harapan) sekembali mereka ke negeri mereka supaya memberitahukan kepada seluruh Jama’at dan memberi pengarahan kepada Jama’at mengenai hal ini.
Akan tetapi seringkali saya melihat keheranan (ketidak-percayaan) di wajah mereka karena mereka sendiri tidak merasa yakin. Kadang-kadang bertanya: "Mengapa Amerika Serikat harus menaruh perhatian terhadap Jama’at Ahmadiyah?" Ini sikap yang sungguh sangat sederhana (lugu).
Amerika Serikat menaruh perhatian terhadap Jama’at Ahmadiyah dengan tingkat kadar perhatian yang sangat tinggi. Untuk itu saya akan mengemukakan 2 bukti yang saya tahu secara pribadi. Saya sungguh menyayangkan sekali orang-orang Ahmadi yang berpikiran bahwa sayatanpa alasan (sembarangan) begitu berlebihan menekankan peranan Amerika Serikat, padahal itu [menurut anggapan mereka] hanya merupakan kejadian yang kecil saja di pentas dunia.
Kejadian (program) itu merupakan suatu keputusan yang diambil di tingkat tinggi. Suatu pengambilan langkah politik untuk melumatkan Ahmadiyah di seluruh dunia. Ini merupakansatu tekad politik Amerika Serikat dan mengenai itu saya dapat mengemukakan alasan (bukti-bukti) mengapa mereka berkepentingan sebagaimana telah saya katakan tadi; akan tetapi saya dapat memberikan kepada Saudara-saudara bukti-bukti bersumber pada pengetahuan saya pribadi yang terjadi di tingkat tertinggi [di Amerika Serikat].

Peran Aktif Presiden Ronald Reagan & Pemerintah Amerika Serikat
Boleh jadi Saudara-saudara ingat, bahwa ketika [Ronald] Reagan mengambil alih jabatanPresiden [Amarika Serikat], segera ia sesudah itu pergi ke California guna menghadiri konferensisebuah sekte Kristen yang ia sendiri menjadi anggotanya. Ia pergi ke sana dan beritanya dipublikasikan secara luas.
Sekte tersebut sekte yang sangat aktif menyebarkan agama Kristen di seluruh duniaserta mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat. Maka ketika Presiden Reagan datang ke sana ia secara terbuka mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat bertekad untuk memajukan agama Kristen di seluruh dunia dan sekte ini akan diberi dukungan penuh.
Ingatlah ini. Sekarang saya hendak mengemukakan sedikit informasi yang saya terima dariSpanyol. Selang beberapa tahun yang lalu di Spanyol ada seorang Ahmadi yang walau pun bukandokter reguler (tetap) tetapi ia dipanggil dokter, namanya Mubasyir. Ia sudah jauh hubungannya dengan Jama’at Ahmadiyah. Sesudah ia datang ke Spanyol kita kehilangan jejaknya. Saya tidak tahu di mana ia berada. Ia tidak pernah datang ke Missi [Jemaat Ahmadiyah] dan ia memutuskan hubungan.
Sekonyong-konyong, pada suatu hari saya menerima sepucuk surat dari dia di London, menerangkan sesuatu yang sangat ganjil yang kebetulan diketahui olehnya. Dalam situasi itu ia – tampak lahirnya -- mulai menaruh perhatian pada agama Kristen, tetapi tidak sebenarnya, hanya demi meraih suatu tujuan duniawi. Dan kebetulan kejadiannya di Spanyol. Sekte [Kristen] itu pula yang paling aktif di mana Reagan menjadi anggotanya. Maka ia menjadi sangat dekat kepada mereka dan memberikan kesan kepada mereka bahwa ia hampir menerima agama Kristen, dengan akibat bahwa pada suatu ketika seorang tokoh besar sekte [Kristen] tersebut dari Amerika Serikat datang ke Spanyol. Mubasyir juga diundang ke sana untuk ikut-serta dalam pertemuan tersebut karena terkesan bahwa ia telah menjadi seorang Kristen.
Di sana, ketika tamu dari Amerika Serikat tersebut berpidato di hadapan sidang pertemuan itu – di mana tanpa diketahui bahwa di dalam koferensi itu hadir seorang yang mempunyai hubungan dengan Ahmadiyah -- ia berbicara mengenai pokok masalah ini dan mengatakan bahwa:
"Saya meyakinkan Anda sekalian bahwa Presiden Reagan dan Pemerintahnya sepenuhnyaada di belakang kita, dan saya meyakinkan Anda sekalian bahwa satu-satunya sekte dalam Islam yang paling berbahaya bagi Kristen adalah Jemaat Ahmadiyah. Dan Kami telah mengambil keputusan -- dengan dukungan penuh dari [pemerintah] Amerika Serikat --untuk melawan Jama’at Ahmadiyah di mana saja mereka dan dengan cara apa saja yang dapat kita lakukan. Dan ini adalah salah satu tekad kebijaksanaan sekte kami dan [pemerintah] Amerika Serikat berada di sampingnya".
Oleh karena itu apabila Saudara-saudara kembali mengkaji sejarah Pakistan, Saudara-saudara akan melihat lebih jauh bahwa Pakistan telah masuk ke dalam kantung Amerika Serikat dan telah lebih jauh lagi melawan Jama’at Ahmadiyah. Rencana (program) tersebut merupakan rencana (program) yang berkesinambungan, tanpa berubah. Dan apabila menerapkan rumusan ini kepada negeri lain di dunia maka Saudara-saudara akan tercengang mengenai peristiwa yang sama terjadi di semua negeri Islam yang berada dalam kantung Amerika Serikat, mereka mati-matianmelawan Jama’at Ahmadiyah.
Semua negeri Islam yang berada di luar kantung Amerika Serikat sama sekali tidak merasa berkepentingan [melawan Jemaat Ahmadiyah]. Mengapa demikian? Jelaslah bahwa hal itu bukan suatukebetulan. Ini disebabkan oleh adanya politik sekte [Kristen] itu juga yang tengah dilaksanakan secara sangat aniaya dengan sangat cermat.

Bukti Kedua: Informasi Dari Keponakan Lyndon B. Johnson
Bukti kedua yang sampai kepada saya, dengan karunia Allah, akan meyakinkan Saudara-saudara bahwa Jama’at Ahmadiyah selamanya ada dalam pemikiran tokoh-tokoh tertinggi pembuat kebijaksanaan Politik.
Sekali peristiwa sewaktu saya sempat mengadakan kontak (hubungan) dengan para Pemimpin Dunia setiba saya dari Pakistan ke Inggris, saya bertemu dengan orang yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Ia adalah keponakan Lyndon B. Johnson, mantan Presiden Amerika Serikat.
Saya mengenalnya dengan perantaraan beberapa orang dan ia mempunyai hubungan erat denganGedung Putih dan dengan para pejabat tinggi pembuat kebijaksanaan politik Amerika Serikat. Dikarenakan ia seorang anggota keluarga penting maka ia pun sering diundang ke pestayang biasa diselenggarakan sebagai penghormatan kepada orang-orang terkemuka dunia.
Apabila seorang Kepala Negara berkunjung ke Amerika Serikat mereka biasa mengundang beberapa tokoh yang sangat penting. Menurut dia, 30 nama selalu diundang, termasuk ia sendiri. Jadi, demikian pentingnya kedudukan orang itu dan seperti itulah jangkauan koneksinya (hubungannya). Saya akan menceritakan kepada Saudara-saudara apa yang terjadi kemudian.
Ketika saya berdiskusi dengan dia mengenai masalah Ahmadiyah dan apa yang tengah terjadi, saya mengemukakan kepadanya pandangan saya mengenai segala keterlibatan Amerika Serikat. Sejak awal ia sedikit pun tidak menyatakan ketidak-setujuannya terhadap pandangan saja. Ia mengetahui segala sesuatu, katanya, dan ia mengetahui apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain. Itulah politik mereka. Lalu ia berkata:
"Tunjukanlah (kemukakanlah), mengapa kami tidak boleh menempuh politik ini. Ini adalah politik global, ini [bertujuan] menghambat penyebaran Komunis dan kami tidak punya alternatif lain. Jadi, tolong katakan kepada saya mengapa kami tidak boleh menempuh politik ini?"
Ketika saya berbicara kepadanya mengenai berbagai kejadian penting yang secara bertahap berkembang di dunia, saya mengatakan kepadanya bahwa:
"Pada akhirnya politik [yang negara Anda laksanakan] ini akan menendang-balik dan akan menghancurkan kalian. Sebab, bertambah kalian memihak kepada rejim tertentu yang tidak popular di negeri mereka, maka bertambah pula perlawanan akan muncul yang terorganisasi atau yang dibuat terorganisasi. Dan dalam proses itu pada akhirnya – jikalau tidak hari ini – esok, beberapa tahun lagi pasti Anda akan melihat bahwa politik ini akan menendang-balik muka kalian".
Pendek kata, kami berdiskusi mengenai banyak hal dan kemudian ia percaya kepada apa yang saya katakan. Ia mengatakan kepada saya bahwa sekembalinya di Washington ia akan pergi menjumpai para pejabat Gedung Putih dan barangkali akan menghadap Presiden -- ia sendiri tidak menyebut nama Presiden [Lyndon B. Johnson] melainkan beberapa nama beberapa pejabat teras – dan berkata bahwa ia akan menyampaikan kasus ini kepada mereka, dan bila ia kembali [berkunjung] ke London lain kali ia akan mendiskusikan perkara ini dengan saya.

Khutbah Khalifah Jama’at Ahmadiyah: Tawaran Kerjasama Melawan Israel
Pada lain kesempatan, ketika ia berkunjung lagi ke London, saya menerima telepon darinya dari Oxford. Ia berkata bahwa ia hendak datang menemui saya segera. Saya mengundang dia makan-siang. Tahukah Saudara-saudara apa yang dikatakannya kepada saya? Pertama-tama yang dikatakannya kepada saya ialah:
"Ketika Anda menjadi Khalifah, adakah Anda menyampaikan khutbah (pidato) segera sesudah pemilihan itu dengan mengatakan kepada seluruh dunia bahwa Anda bertekad akan menentang Israel seperti orang-orang Islam lainnya dan Anda menawarkan kerjasama kepada seluruh Dunia Islam untuk memperjuangkan kepentingan Islam melawan Israel?"
Saya katakan, "Ya, saya lakukan itu. Kejadiannya sudah lama sekali di Pakistan, dan khutbah (pidato) itu dalam bahasa Urdu". Ia berkata:
"Setelah mengemukakan khutbah (pidato) semacam itu, bagaimana Anda dapat mengharapkan sayamemperjuangkan urusan Anda di Gedung Putih dengan para pembuat kebijaksanaan politik Amerika?"
Hal yang mencengangkan ialah, ternyata khutbah yang saya ucapkan di Pakistan dalam bahasa Urdu -- hanya beberapa bulan setelah saya menjadi Khalifah -- begitu cepat disampaikan ke Gedung Putih. Semua pembuat kebijaksanaan politik di Amerika Serikat mengetahui benar akankebijaksanaan saya tersebut dan mereka bertekad untuk membalas dengan berketetapan hatimembantu perjuangan Islam.
Oleh karena itu, hendaknya janganlah mengira bahwa diri Saudara-saudara tidak berarti, padahal banyak kalangan yang tidak diperbahaskan di forum yang tinggi itu [di Amerika Serikat].Di forum tertinggi pembuat kebijaksanaan politik, Jemaat Ahmadiyah dianggap faktor yang sangat penting dalam pergolakan dunia dan di dalam sejarah modern dunia. Dan, adanya kenyataan demikian, di tempat mana saja pun mereka menganggap Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah) menghambat jalan kebijaksanaan politik mereka, mereka akan cenderungmembinasakan Saudara-saudara. Dan itulah salah satu alasan mengapa dalam hubungan iniSaudi Arabia dan semua negeri Islam yang menggantung dari atap [bantuan Amerika Serikat] demi mempertahankan kelestarian hidup mereka, mengambil (melakukan) semua tindakan untuk menistakan Jama’at Ahmadiyah, membinasakan Jama’at Ahmadiyah dan membuatnya di Dunia Islam sebagai orang-orang rendah. Padahal kaum yang sama sekali berada di luar golongan Islam [termasuk Amerika Serikat] adalah kaum yang paling nista di muka bumi. Inilah sebenarnya yang sedang mereka lakukan.

Bantuan Dana Dari Saudi Arabia & Agen CIA
Itulah sebabnya dimana saja perasaan anti-Ahmadiyah dikobarkan dan perlawanan yang terorganisasi terhadap Amadiyah diciptakan dengan bantuan dana dari Saudi Arabiadan dari sumber-sumber lainnya, Saudara-saudara akan menyaksikan juga kebangunan agama Kristen di negeri-negeri itu. Kebangunan dan gerakan Kristenisasi yang sangat kuat di wilayah-wilayah secara serempak dan sejajar dengan tindakan anti-Ahmadiyah.
Rabithah Alam Islamy adalah agen CIA yang paling berbahaya di Dunia Islam. Orang yang memimpinnya bukan langsung Raja [Saudi Arabia] melainkan Abdullah, Pangeran Abdullah, yang mendapat latihan mata-mata di Sekolah Intelijen di Inggris selama 2 tahun. Ia mendapat pendidikan di sekolah tempat menciptakan mata-mata tersebut dan kemudian ia kembali [Saudi Arabia] lalu mulai memainkan peran sebagai mata-mata Amerika Serikat dan kepentingan [negara-negara] Barat di negeri Arab.
Itulah sebabnya ia diangkat juga sebagai komandan pasukan Para untuk menciptakanperpecahan di Saudi Arabia (jazirah Arabia) dan untuk memelihara Saudi Arabia supaya tetap di bawah naungan tenda Amerika Serikat, sehingga ia (Saudi Arabia) tidak akan pernah mencobamelarikan diri. Kita lihat hal ini mustahil di mana pun di dunia ini yaitu bahwa militer (Angkatan Bersenjata) berada di bawah kekuasaan saingan dalam pemerintahan, dan demikian juga mustahilsedemikian berimbang sehingga hampir keseluruhan militer [Saudi Arabia] sebanding dengan Pasukan Para Militer.
Inilah yang sedang terjadi di Saudi Arabia. Pangeran Sulthan -- saudara [raja] Fadh -- adalahKomandan Pasukan Keamanan dan Pertahanan, sedangkan Abdullah -- orang yang cerdas itu -- sebagai Komandan Pasukan Para, kedua Angkatan itu sama-sama memilikipersenjataan yang lengkap akan tetapi satu sama lain terpisah.
Di samping itu, Pangeran Abdullah pun menjadi Ketua Organisasi Keagamaan di Saudi Arabia. Semua organisasi keagamaan yang penting adalah di bawah pengawan langsung Pangeran Abdullah. Begitulah caranya sistim intelijen Amerika Serikat sama sekali (benar-benar) telah membuat Saudi Arabia berada di bawah kendalinya. Dan bahkan mereka tidak dapat bergerak dan tidak dapat memberontak terhadap sistem itu.
Nah, Saudara-saudara harus memahami latar-belakang ini sebelum Saudara-saudara memulaimenjabarkan apa yang sedang terjadi di negeri Saudara-saudara sendiri (di Indonesia). Sebab serenta (begitu) Saudara-saudara memahami latar-berlakang ini maka segala sesuatu akan menjadi mudah dan jelas.
Apa yang sedang terjadi di negeri Saudara-saudara mempunyai latar-belakang adanyapembicaraan pribadi yang telah berlangsung lama antara para pembesar (pejabat) tinggi di negeri Saudara-saudara – termasuk Presiden Saudara-saudara, Presiden Pakistan -- denganPangeran-pangeran Saudi Arabia yang berkunjung ke negeri Saudara-saudara, sedangkanbeberapa tamu dari Amerika Serikat menghembus-hembus semangat untuk menentang Jama’at Ahmadiyah, dan mengatakan kepada mereka supaya lebih baik meniadakan (menghapuskan) Jama’at Ahmadiyah dan mempersatukan golongan-golongan Islam. Kalau tidak, Indonesia akan dijegal oleh Komunis dan sebagainya.

Pembisik Kewaswasan & Sogokan Politik
Tipu-muslihat dan tetek-bengek serupa itu dibicarakan di tingkat tinggi dan Pemerintahmenjadi percaya bahwa Jama’at [Ahmadiyah] berbahaya; bahwa Jama’at [Ahmadiyah] tidak mempunyai arti apa-apa untuk mereka. Jika mereka menghancurkan Jama’at [Ahmadiyah] maka mereka akan menjadi Pahlawan Islam. Jika mereka menentang Jama’at [Ahmadiyah] maka mereka akan mendapat simpati dari semua golongan Islam.
Begitulah pikiran mereka, bahwa dengan menentang Ahmadiyah, antara lain, akan menguntungkan mereka (pemerintah). Para ulama daripada bekerja melawan mereka(pemerintah) malah akan mulai bekerja untuk mereka. Lagi, para ulama daripada mengajukan protesini dan itu kepada pemerintah, bahkan sebaliknya mereka akan menganggap pemerintah sebagaipelindung mereka untuk melawan Jama’at Ahmadiyah, kemudian mereka sepenuhnya akan mendampingi pemerintah.
Inilah sogokan politik yang disodorkan mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) denganpendekatan-pendekatan secara pribadi. Inilah latar belakang kedatangan Presiden Zia [ul-Haqq] dan [Presiden George] Bush di Indonesia dan Duta Besar-nya mulai mengadakanpembicaraan secara santai.
Kami mempunyai pengalaman di negeri kami sendiri (Pakistan), dan kami mengetahui bahwa cara itulah satu-satunya cara yang di jalankan di sana. Bagaimana Saudara-saudara bisa mempercayai bahwa para Pemimpin bangsa Indonesia tidak akan terpengaruh?
Sekali mereka terpengaruh maka mereka akan menetapkan langkah-langkah tertentu [menentang Jemaat Ahmadiyah]. Kemudian para pejabat tingkat bawah, jawatan-jawatan, dapat berbicara secara terbuka menentang maksud Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah). Jika tidak demikian, tentu mereka tidak akan berbuat serupa itu terhadap Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah).

Persekongkolan Internasional Untuk Melawan Islam
Begitulah kerusakan telah terjadi, kebijaksanaan politik telah dijalankan. Secara resmi Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah) telah dijadikan sasaran Persekongkolan Internasional untuk melawan Islam. Para pemimpin negeri Saudara-saudara tidak mengerti apa yang sedang terjadi atas diri mereka. Mereka diperdayakan.
Jika Saudara-saudara pergi kepada tokoh-tokoh itu dan menerangkan bahwa Saudara-saudara adalah orang Muslim yang baik mereka tidak akan tertarik, sebab mereka sendiri bukan orang Muslim yang baik. Mengapa mereka harus ambil pusing mengenai Keislaman Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah)? Mereka adalah para politikus. Mereka menginginkan kekuatan politik. Oleh karena itu bahasa Saudara-saudara berbeda. Mereka tidak akan pernah mengerti bahasa Saudara-saudara. Saudara-saudara begitu polos (lugu), sehingga (sampai-sampai) menyediakan berbagaidokumen lalu mengatakan kepada mereka:
"Lihat, inilah arti Khaataman-Nabiyyiyn. Inilah arti ini dan itu, dan semua ulama telah memberi dukungan kepada maksud-maksud (pemahaman) kami, kami setia kepada bangsa dan negara Indonesia."
Semua itu sama sekali tidak ada artinya bagi mereka. Mereka mengetahui benar keadaan Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah), mereka mengetahui keadaan masa lalu Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah), mereka mengetahui kesetiaan Saudara-saudara (Jama’at Ahmadiyah) kepadanegara. Oleh karena itu mengapa Saudara-saudara berlaku seperti anak-anak yang polos(lugu) dalam menghadapi konspirasi (persekongkolan) Internasional dan Saudara-saudara berpikir bahwa Saudara-saudara dalam penanggulangannya sedang membuat sedikit kemajuan?Padahal Saudara-saudara gagal membuat kemajuan.

Pengeras Suara Berada Di Saudi Arabia Mikrofonnya Di Washington
Ini adalah konspirasi (persekongkolan) yang terarah terhadap Jama’at Ahmadiyah. Hanyaorang yang berakal sajalah yang mampu menganalisa seluruh situasi dan mengambil suatu langkah guna menangkal konspirasi (persekongkolan) ini, dan kendati adanya keputusan pemerintah namun akan berusaha memaksa pemerintah mengubah kebijaksanaan mereka, baik secara terbuka atau pun dengan melakukan pendekatan secara pribadi, atau dalampertemuan ramah-tamah (lobbying) untuk menciptakan kekuatan Islam dengan membentuk opini serta menjelaskan apa sebenarnya yang sedang terjadi di belakang layar. Kemudian mengatakan (menjelaskan) kepada mereka bahwa:
“Apa yang mereka dengar dari Saudi Arabia itu bukanlah suara-suara dari menara-menara Makkah dan Madinah. Lupakanlah pikiran seperti itu. Suara itu keluar dari pengeras suara yang dipasang di Makkah dan Madinah (dipasang di Saudi Arabia) akan tetapimikrofonnya ada di Washington. Dan mikrofon-mikrofon itu sendiri dioprasikan oleh para kaki-tangan Israel, oleh orang-orang Yahudi, yang memegang kendali sepenuhnya atasurusan-urusan Amerika Serikat.”
Pemerintah Amerika Serikat tidak dapat bergerak seinci pun tanpa terlebih dulu mendapat pesetujuan serta restu anasir Israel di Amerika Serikat. Seluruh tatanan keuangan sudah di tangan mereka, seluruh media massa sudah ada di tangan mereka, seluruh sistim komunikasi: televisi, radio, surat-surat kabar; begitu pula pasar uang, semua ilmuwan penting, ahli-ahli fisika nuklir, paling kurang 90% -- kalau pun tidak seluruhnya -- adalah orang-orang Yahudi. Pasar emas seluruhnya di tangan orang-orang Yahudi. Jadi, bagaimana Saudara-saudara dapat percaya bahwa ada Presiden Amerika Serikat mana pun dapat berjaya di dalam kampanyenyatanpa restu orang-orang Yahudi? Tidak seorang pun dapat berhasil. Oleh sebab itu mereka (Presiden) sepenuhnya bergantung pada orang-orang Yahudi.
Ketika berita khutbah -- yang saya ucapkan setalah 2 atau 3 bulan sesudah saya menjabatKhalifah -- mencapai (sampai ke) Gedung Putih, Saudara-saudara dapat membayangkan betapa banyaknya orang-orang Yahudi menaruh perhatian terhadap khutbah saya tersebut, dan betapa para pembuat kebijaksanaan politik Amerika Serikat berada di bawah pengaruhorang-orang Yahudi. Jadi, inilah situasi yang sebenarnya.

Harus Memanfaatkan Potensi Kebijaksanaan Dan Intelegensia Yang Dimiliki
Atas dasar itu, bagaimana Saudara-saudara dapat menghadap Presiden Saudara-saudara dan mengatakan [dengan polos/lugu], "Barangkali Bapak belum mengerti, kami ini orang-orang baik. Kami adalah orang-orang yang setia kepada Pemerintah". Mereka tidak akan mempercayai ucapan Saudara-saudara tanpa uang, itu pun kalau mereka menghendaki. Dan Saudara-saudara tidak dapat berbuat apa pun tanpa mengetahui apa pun yang sedang terjadi di dunia serta memberi penjelasan mengenai ini dan itu, sementara itu berbagai peristiwa terus terjadi di sana dan semakin menjadi-jadi.
Mereka mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuan Saudara-saudara; mereka mengetahui berbagai kelemahan Saudara-saudara. Oleh karena itu Saudara-saudara harus menandinginya. Adakan penerangan umum, adakan kontak secara luas dengan orang-orang di mana saja, danmengadakan pengarahan-pengarahan yang konstan (berkesinambungan) kepada mereka mengenai apa-apa yang sedang terjadi di belakang layar [selama ini]. Sebab mereka itu dapat mengunjukkan reaksi-reaksi yang tidak dapat Saudara-saudara lakukan, jadi Saudara-saudaradapat mengunjukkan reaksi-reaksi dengan perantaraan mereka, sebab bilangan (jumlah) Saudara-saudara kecil, namun demikian Saudara-saudara besar dalam kebijaksanaan dan intelegensia. Apalah artinya bilangan (jumlah) Saudara-saudara bagi mereka. Penampilan Saudara-saudara [dari segi jumlah] sama sekali tidak berarti.
Saudara-saudara pun harus menjumpai para pemimpin Islam, hilangkan berbagai pelik-pelik ini, berbicaralah dengan mereka, terangkanlah kepada mereka semata-mata karena Allah, supaya mereka mengerti. Katakanlah kepada mereka:
"Berilah kami waktu untuk melawan Kristen, tidak lain. Kami akan menjadi sahabat Anda berjuang di garis depan dan kami tidak akan meminta sesuatu dari Anda. Akan tetapi fahamilah apa yang sedang terjadi di negeri kita dan terhadap Islam. Terjalinnya persahabatan antara Amerika Serikatdengan Indonesia adalah akibat dari kegagalan kup Cina. Semenjak itu pemerintah Indonesia kian lama kian bergeser ke kubu Amerika Serikat. Adalah mustahil mempercayai, bahwa apa yang sedang terjadi itu adalah tanpa sepengetahuan dan restu Amerika Serikat, tanpa partisipasi penuh dari Amerika Serikat".
Tatkala pada suatu kesempatan saya mengadakan hubungan dengan Kementerian Luar Negeri(Pakistan) saya mengatakan kepada pihak mereka segala sesuatunya. Mereka berkata:
"Baik, kami akan mengatakan kepada pemerintah Pakistan supaya berbuat sesuatu untuk ini dan itu".
Saya berkata, "Perhatikan, saya tahu siapa yang menyebabkan luka ini. Saya tidak akan mengemis-ngemis kepada si pemilik tangan yang melukai agar saya diberi salep (obat luar). Jika dapat, ubahlahfaktor mendasar yang bertanggungjawab atas terjadinya tindakan-tindakan kejam terhadap orang-orang Ahmadi di Pakistan maka barulah saya dapat memahami bahwa Anda bermaksud baik. Mungkin Anda tidak bisa mengubah tetapi Anda senantiasa menginginkan saya datang kepada Anda meminta bantuan agar menyembuhlan luka. Saya mempunyai integritas dan rasa harga-diri untuk tidak datang kepada Anda, sebab Anda sekalian itulah yang menyebabkan luka ini".
Bagaimana kita dapat pergi kepada seseorang yang memberi luka (melukai) lalu berkata: "Tolong beri saya sedikit salep." Itulah yang mereka inginkan. Itulah sebabnya pada suatu ketika sebuahresolusi diajukan di dalam Kongres [Amerika Serikat] yang didukung oleh banyak anggota Kongres, beberapa di antara mereka sangat baik hati kepada kita, dan kita percaya mereka secara ikhlas akan membantu kita. Di antara mereka ada seorang yang bertama Tony, Tony Hall.
Ketika berita itu sampai kepada saya, saya amat terkejut. Resolusi itu mengatakan bahwa tidak ada seorang pun Presiden Amerika Serikat akan menyetujui bantuan tahunan diberikan kepada Pakistan kalau Pemerintah Pakistan tidak memuaskan hati merekakarena di sana (di Pakistan) tidak ada tindakan anti-Ahmadiyah, atau bahwa pemerintah tidak berpartisipasi dan keadaan Ahmadiyah sedang membaik. Jika semua itu dapat dibuktikan adanya hal-hal itu (tindakan terhadap Jemaat Ahmadiyah) barulah bantuan tahunanakan disetujui [oleh Kongres]".
Saya berkata kepada semua anggota Jama’at [di Amerika Serikat] supaya menemui Mr. Tony Hall untuk mengucapkan terima-kasih kepadanya dan mengatakan kepadanya supaya menggagalkanresolusi tersebut. Saya tidak suka hal itu. Saya berkata kepadanya: "Kalian (Amerika Sertikat) menghendaki kami selalu bergantung pada Amerika Serikat dan berlari-lari di belakang Amerika Serikat".
Kenyataannya, resolusi itu melawan kepentingan Pakistan dan bekerja melawan arahyang dituju oleh kepentingan Pakistan, dan supaya menjadi partai yang sama sekali bertentangan dengan kepentingan Pakistan, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai fakta-fakta (bukti-bukti), dan kalau tidak menerima fakta-fakta [penentangan terhadap Jama’at Ahmadiyah] itu maka Amerika Serikat tidak akan memberi bantuan kepada Pakistan.
Jika Amerika Serikat tidak memberi bantuan kepada Pakistan, orang-orang Ahmadi juga warga Pakistan [mereka siap untuk memberikan bantuan]. Apa yang mereka (Pemerintah Pakistan) kehendaki dari kami untuk berbuat? Adakah Amerika Serikat menginginkan kami lebih lanjutmemisahkan diri dari masyarakat Pakistan dan selalu datang kepada Amerika Serikat dengan memberikan berbagai informasi? Pada saat yang sama kami mengetahui, bahwa pada akhirnyaAmerika Serikat pasti akan memberikan bantuan kepada Pakistan.
Tidak peduli apa pun yang akan terbukti (yang akan terjadi), dikemanakan akan kami sembunyikanmuka kami? Sesudah kami melakukan ikhtiar guna membuktikan bahwa Pakistan terus menerus tidak bersahabat terhadap orang-orang Ahmadi, dan pada akhirnya suasana pun tetap memberi kesaksian bahwa segala propaganda [buruk] terus dilancarkan terhadap kami.
Saya berkata [kepada Tony Hall]: "Jangan menganggap kami bodoh. Kami mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat, jadi teruskanlah rencana itu! Tetapi saya tidak akan mendatangi partai yang melancarkan rencana jahat itu". Saya pun berkata kepadanya: bahwa saya hanya berterimakasih kepadanya, saya tahu ia seorang yang bermaksud baik, tetapi ia bermain untuk (dengan) beberapa anggota Kongres lainnya yang berada di bawah pengaruh Yahudi. Mereka ingin menciptakan jalan ini. Saya tidak akan ikut-serta.
Pendeknya, segala sesuatu telah terjadi di forum tingkat tertinggi. Kita sepenuhnya mengetahui hal itu, dan kita akan melakukan tindakan sesudah kita mempertimbangkan suara pro dankontra [dalam Kongres] dan sebagainya. Kemudian kita akan membuat kebijaksanaan politik untuk menandinginya. Nanti akan saya kemukakan kepada Saudara-saudara hal itu. Saudara-saudara [di Indonesia] harus berkumpul dan merancang suatu kebijaksanaan politik yang sama sekalibaru. Sebab apa yang telah Saudara-saudara lakukan [di Indonesia selama ini] adalah nol besar(tidak ada artinya).

Menekan Ahmadiyah Melalui Pemimpin Angkatan Bersenjata &
Pemberlakuan Undang-undang Darurat Perang
Hal lainnya yang dilakukan Amerika Serikat, di mana saja ia mengingkatkan pengaruhnya, ia langsung berhubungan dengan Angkatan Bersenjata. Pemimpin-pemimpin Angkatan Bersenjata mereka diundang ke Amerika Serikat dengan berbagai kedok untuk kursus ini dankursus itu. Mereka (para perwira militer) tersebut sama sekali dipegang dan dibawahkan kepadapengaruh Amerika.
Bagaimana pun, mereka tidak mengetahui, bahwa semenjak itu mereka telah "menjadi Amerika." Mereka terpengaruh secara mendalam oleh pikiran dan pola hidup Amerika, dan olehpersahabatan Amerika kepada Angkatan Bersenjata, dan oleh apa yang dilakukan Amerika kepada perwira-perwira tertentu itu untuk memenuhi kepentingan mereka (Amerika Serikat). Tanpa menyadari apa yang sedang terjadi mereka lambat-laun bergeser kepada Amerika Serikat. Walaupun mereka tidak menjadi para pengkhianat secara sadar namun akibat akhirnya tetap sama. Mereka jatuh ke bawah pengaruh Amerika Serikat dan sejak ituAmerika Serikat dapat mendikte mereka.
Semenjak itu, bilamana tokoh-tokoh politik tidak berbuat atau tidak berusaha menzahirkanpengaruh Amerika Serikat maka Undang-undang Darurat Perang diciptakan. Inilah latar belakang diberlakukannya Undang-undang Darurat Perang yang terjadi di dalam sejarah duniadewasa ini. Banyak Undang-undang Darurat Perang diciptakan oleh Amerika Serikat danRusia [di berbagai negara] dengan tujuan yang sama, dengan maksud yang sama, dan denganmetode yang sama.
Akan tetapi, sungguh malang, kebanyakan dari kalangan politisi di dunia tidak menyadari apa yang sedang terjadi terhadap mereka. Tetapi hal itu begitu jelas, alasannya cukup banyak dibuktikan secara luas di dunia bahwa semua itu sedang terjadi.
Lihatlah pengaruh-pengaruh Rusia [di berbagai negara]. Semua berakhir pada Undang-undang Darurat Perang yang pro Rusia. Lihat wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh Amerika Serikat, dimana saja politik di sana tidak menguntungkan Amerika Serikat atau berusaha menjadi tidak tergantung kepada Amerika Serikat, maka wilayah-wilayah tersebut menderita dari (akibat) Undang-undang Darurat Perang. Pimpinan Angkatan Bersenjata atau PenguasaUndang-undang Darurat Perang kemudian mulai mendiktekan berbagai syarat kepadaanak-negeri (rakyat), persis seperti mereka didikte oleh majikan-majikan mereka (Rusia dan Amerika Serikat).
Kemudian, apabila Undang-undang Darurat Perang tersebut mengambil langkah-langkah yang anti-Ahmadiyah yakinlah (merupakan bukti) bahwa perintah itu datang dari luar negeri. Sebab Undang-undang Darurat Perang itu sendiri tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat, tidak lepas dari intelijen Amerika Serikat.
Undang-undang Darurat Perang selamanya (selalu) tidak populer [di masyarakat luas negeri-negeri yang secara paksa memberlakukannya]. Oleh karena itu Undang-undang Darurat Perang pasti mendapat dukungan dari tempat lain (luar negeri).

Perbedaan Para Politisi Populer dengan Rezim Diktator
Kita dapat berdiri di atas kaki sendiri di atas bumi atau kita dapat bergantung dengan berpegang pada langit-langit. Tidak ada jalan yang ketiga. Para politisi yang populer di suatu negeri berdiri di atas kaki sendiri di atas tanah mereka sendiri; sedangkan rezim diktator selamanya harus mempunyai langit-langit tempat mereka dapat berpegang (bergantung). Dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia memasok (menyediakan) langit-langit dan tiang [untuk berpegang] kepada mereka supaya mereka (rezim diktator] dapat terus bergantung. Oleh karena itu tindakan apa pun yang mereka ambil (lakukan) tidak pernah dapat berlawanan dengankeinginan-keinginan majikan mereka.
Kalau kita mengkaji Undang-undang Darurat Perang di Bangladesh, sejarah yang serupa sekarang setahap demi setahap membuka tabir hal itu. Di sana bergejolak anti-Ahmadiyah yang di dalamnya Saudi Arabia memainkan peranan yang besar lagi penting. Pengaruh ditanamkan secara bertubi-tubi kepada Jenderal Irshad untuk mengambil (melakukan) langkah, sebagaimana yang telah dilakukan Pemerintah Pakistan terhadap orang-orang Ahmadi. Akan tetapi:
 pertama, Jenderal Irshad, adalah orang yang lebih bertanggungjawab, sangat cakap seperti umumnya seorang Benggali, maka ia akan berhati-hati.
 kedua, watak orang-orang Bangladesh adalah lain.
 ketiga, tekanan atas rakyat tidak sebanyak di negeri lain seperti di Pakistan, di Indonesia, dan di beberapa negeri lainnya.
Oleh karena itu sampai sejauh ini pemerintah [Bangladesh] belum bermain mengikuti irama yang dimainkan oleh Amerika Serikat, tetapi kita tahu bahwa irama ini sedang dimainkan kepada mereka.

"Jebakan" Amerika Serikat Melalui Kementrian Agama
Di mana saja sebuah Kementrian Agama (Departemen Agama) diadakan, hendaknya diingat, selamanya pasti ada sesuatu (kerusuhan) yang terjadi di sana. Suatu ketika saya pernah mengatakan kepada beberapa Presiden negeri-negeri Afrika dan kepada tokoh-tokoh di sana, dalam kesempatan berjumpa dengan mereka saya mengatakan bahwa:
Anda tidak pernah berpikir ke arah ini bahwa di Amerika Serikat tidak ada Kementerian Agama, di Kanada tidak ada Kementerian Agama, di Inggris tidak mempunyai Kementerian Agama. Tidak ada negara mana pun di Eropa yang mempunyai Kementerian Agama. Sedangkan Anda mempunyai karena dibisikkan oleh Amerika Serikat.
Begitu Anda melangkah untuk menciptakan Kementerian [Agama] ini maka peristiwa-peristiwa mulai terjadi di luar kendali Anda. Sebab Kementerian Agama harus membuat kerusuhan. Kalau tidak demikian maka adanya Kementerian tersebut tidak bertujuan apa-apa. Mereka menarik berbagai problema ke sana ke mari dan mengumpulkan beberapa kekuatan atas nama agama kemudian membinasakan kemerdekaan [beragama] di negeri itu sendiri,membinasakan kebebasan [beragama] rakyat sendiri. Jadi, semua kerusuhan atas nama agama tersebut mulai (bersumber) dari Kementerian Agama.
Sekali waktu saya memberi nasihat kepada seorang Presiden dari sebuah negera besar diAfrika Barat: "Perhatikanlah, Anda akan terperangkap dalam situasi ini. Negeri [Anda] akan dibuat tidak stabil dan Anda selamanya tidak akan menemukan damai (kedamaian) kembali jika Anda masukke dalam jebakan ini dan mulai bermain menurut irama mereka (Amerika Serikat)".
Ia (Presiden) mengambil tindakan dengan segera. Ia mengerti segala sesuatu. Akan tetapiAfrika adalah lain (berbeda) dari negeri-negeri lainnya di dunia. Para Pemimpin Afrika lebih terbuka untuk menerima logika dan imbauan daripada (dibandingkan dengan) para pemimpinlainnya di dunia. Bangsa Afrika pun berpikiran sangat terbuka. Oleh karena itu Ahmadiyah menyebar dengan sangat cepat dan luas di sini (Afrika). Sebab bilamana mereka mengetahui sesuatu yang baik dan benar maka mereka mempunyai keberanian sesuai dengan watak asli bangsa Afrika: "Baiklah, kami mengerti dan menerima ini".
Hal demikian tidak terdapat di Indonesia, tidak terdapat di India dan Pakistan. Di ketiga negeri tersebut para pemimpin beranggapan bahwa diri mereka sangat cerdik dan sangat cakap. Mereka berkata: "Bagus, kebijakan itu adalah kebijakan Anda. Anda mempunyai kebijakan, tetapi kami [lebih] mengetahui apa yang harus kami lakukan; kami mengetahui kepentingan kami". Hal (sikap) serupa itu tidak ada di Afrika.

Umumnya Rakyat Afrika Membutuhkan Makanan dan Pendidikan, bukan Madrasah
Ketika pada sekali peristiwa saya berbicara mengenai politik Amerika Serikat denganperantaraan Saudi Arabia untuk menggoyahkan kestabilan Afrika, maka dengan serta-merta timbul protes keras dari lobby Saudi Arabia dan lobby Amerika Serikat. Saya merasa heran mengetahui adanya dukungan kuat terhadap perjuangan saya, di publik (masyarakat), di televisi, di radio. Tiba-tiba membanjir dukungan terhadap perjuangan saya. Mereka mengatakan:
"Ia (Khalifah Ahmadiyah) bicara bijak, dengarkan dia, kalian keliru menentang dia. Apa yang dia katakan itu benar dan kita harus waspada akan (terhadap) usaha merusak kestabilan Afrika melalui kekuatan-kekuatan ini (Amerika Serikat dan Saudi Arabia)".
Saya berkata kepada mereka: "Tengoklah, kalian hampir mati kelaparan, seperti di Ethiopia, di Sudan, dan di negeri lainnya. Apa yang dibawa oleh Saudi Arabia untuk kalian? Mesjid, madrasah, untuk menciptakan para ulama. Apakah akan kalian makan semua itu?"
Saya berkata lagi: "Tidak, justru merekalah yang akan memakan kalian hidup-hidup. Mereka tidak akan pernah merasa puas dengan darah manusia. Berilah mereka darah manusia maka mereka mau lebih banyak lagi, kemudian akan memakan daging kalian. Mereka akan menghancurkan rasa damai kalian!"
Nah, bahasa yang seperti ini dimengerti oleh orang-orang Afrika. Mereka mengetahui benar dan dengan demikian mereka tertawa terbahak-bahak:
"Ya, ya, kami tahu itu! Semuanya itu omong-kosong dan goblok. Kami memerlukan sekolah-sekolah umum (sekular); kami memerlukan pendidikan, sains dan lain-lain. Orang-orang Ahmadi datang dan memberi kami semua itu, sedangkan Saudi Arabia datang dan mendirikan madrasah baru dan menambah lebih banyak ulama. Untuk apa?"
Pendek kata, apa yang terjadi itu semuanya melalui Kementerian Agama. Mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) menyuap menterinya dan memberi mereka bantuan dalam bentukdollar serta mengatakan: "Belanjakanlah uang itu dalam mata uang Anda dan belanjakanlah dollar itu sekehendak Anda". Maka siapakah yang tidak jatuh hatinya dengan cara ini? Akan tetapi orang-orang Afrika tetap (sekali pun) mencoba menerima suapan ini akan tetapi tidak mau menurutikemauan mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia). Ini suatu politik bagus orang-orang Afrika tetapi sedikit mematahkan hati mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) itu.

Sikap Bijaksana Presiden Gambia
Sekali peristiwa, seorang Menteri Agama – nama dan negerinya tidak akan saya sebutkan – berkata kepada saya sesudah kami berbincang-bincang: "Coba perhatikan, saya akan menceritakan sesuatu yang menarik hati kepada Anda. Saudi Arabia menawarkan sogokan (suapan) kepada saya secara langsung dengan imbalannya saya harus melakukan ini dan itu".
Saya berkata: Lalu bagaimana? Kata dia: "Ya, kami menerimanya, kami tidak dapat menolak, akan tetapi kami bergerak secara sadar. Dengan suapan atau tanpa suapan, kami mengetahui apa yang sedang terjadi [di negara kami]. Dengan demikian biarlah mereka memberi uang kepada kami jika mereka suka. Lumayan!"
Akan tetapi pada beberapa kasus lainnya suapan itu berbuntut (berekor) lebih lanjut. Upaya yang sangat jahat dilakukan untuk meyakinkan beberapa negeri Afrika agar mereka mengambil langkah (tindakan) anti-Ahmadiyah seperti di Pakistan. Ini terjadi, misalnya, di Gambia.
Ketika Presiden Gambia berkunjung ke Pakistan beberapa minggu sebelum kematian Jenderal Zia [ul-Haqq]. Jenderal Zia menawarkan jasa kepadanya suatu paket pembangunan industridan sejumlah uang yang besar akan dibelanjakan di Gambia, sungguh pun uang itu bukan dari Pemerintah Pakistan melainkan dari Amerika Serikat atau dari sumber-sumber lainnya. Jenderal Zia berkata bahwa ia akan memberi kepadanya uang ini dengan syarat harus mengadakanlangkah-langkah anti-Ahmadiyah seperti di negeri Pakistan.
Presiden Gambia adalah Presiden sebuah negara yang paling miskin di Afrika, tetapi ia seorang bijaksana, seorang pemimpin sejati, sangat jujur dan mempunyai rasa tanggungjawab untuk memelihara iklim damai di negerinya, dan keadaan di Gambia jauh lebih baik daripada negeri Afrika lainnya. Ia berkata:
"Tidak perlu begitu, silakan makan sendiri, saya akan pulang kembali ke tanah air (negeri) saya".
Kemudian ia berkata kepada istrinya dengan sangat marah:
"Orang-orang ini benar-benar bedebah! Mereka mau menyogok kita dan membeli iman kitaserta integritas kita! Bagaimana kita dapat berlaku kejam kepada Ahmadiyah yang telah begitu banyak berbuat untuk kepentingan negeri kita hanya semata-mata untuk berkhidmat?"

Kemunafikan Negara-negara Barat
Begitulah, masih ada kejujuran di Afrika, walau pun korupsi juga ada di sana. Akan tetapi di dalam lubuk hatinya mereka jujur. Itulah sebabnya saya senantiasa mengatakan kepada bangsa Barat bahwa kejujuran mereka hanya tampak di permukaan, tetapi jauh di dalam batinnyamereka sangat korup. Sedangkan orang-orang Afrika ketidak-jujuran tersebut nampak di permukaan, tetapi jauh di dalam batinnya mereka adalah bangsa yang sangat jujur. Sebabketidak-jujuran tersebut belum menembus lebih jauh ke dalam kalangan Angkatan Bersenjata.
Akan hal para diplomat orang-orang Barat, mereka membuat makar dalam kejujuran, integritas, peradaban. Jauh di dalam batinnya mereka mengetahui sendiri, mereka merampok seluruh dunia dan menyesatkan dunia serta mereka berlaku kejam terhadap negeri-negeri Dunia Ketiga. Mereka memperluas jarak antara mereka dengan bangsa-bangsa yang miskin. Jadi, inilah landasan ketidak-jujuran.
Apa yang saya terangkan kepada Saudara-saudara ialah dimana-mana di seluruh dunia rencana (makar-buruk) ini sedang berjalan (berlangsung) . Kita menyadari penuh mengenai mereka.Kita akan mengambil segala macam langkah dengan bantuan Allah, insya Allah. Kita akan melangkahkan kekuatan dengan bantuan Allah, insya Allah. Kita akan mengalahkan kekuatan besar ini. Tetapi Saudara-saudara harus mulai bergerak dengan arah yang benar. Saudara-saudara harus memperhatikan dan mempertimbangkan semua fakta ini. Duduklah bersama-sama dan ketahuilah keterbatasan kekuatan Saudara-saudara. Namun demikian berupayalah dengan lebih bijaksana guna mengalahkan motif lebih lanjutkekuatan besar yang sedang bersekongkol terhadap Jama’at Ahmadiyah dan Islam di negeri Saudara-saudara.

♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
Diterjemahkan oleh R. Ahmad Anwar.
Diedit oleh Ruhdiyat Ayyubi Ahmad.

Read More......

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 20 Februari 2011

Kerajaan Arab Saudi, Pemerintahan Yahudi Berbaju Islam (Muhammad Sakher)


Kerajaan Arab Saudi adalah Kerajaan yang didirkan oleh orang Yahudi, dengan memakai kedok Islam, yang bertujuan untuk memecah belah Islam dengan ajaran-ajarannya yang mengkafirkan sesama Islam, membid’ahkan sesama Islam. Bahkan, memang dalam sejarahnya melakukan pembunuhan-pembunuhan terhadap umat Islam sendiri. Bukti itu telah dilacak oleh seorang bernama Muhammad Sakher dalam penelitiannya, dan ringkasan penelitiannya dalam bahasa Arab berjudulAlu Su`ud min Aina wa ila Aina?

Di bawah ini adalah tulisan Muhammad Sakher yang diterjemahkan oleh pengelola situs wildwestwahabi, sedangkan sumber-sumber dari bahasa Inggris dan Arab, majlis para masyayikh sendiri yang melacaknya. Silahkan dinikmati suguhan sangat menarik ini.

Pada tahun 851 H, sebuah rombongan kafilah dari Kabilah Al-Masalih, salah satu kabilah dari Bani Anza, mengadakan perjalanan ke Irak dalam rangka membeli kebutuhan pangan seperti gandum, jagung dll. untuk dibawa kembali ke Najd. Kafilah itu dipimpin oleh Sahmi bin Hathlul.

Ketika rombongan kafilah sampai di Basra mereka bertemu dengan saudagar Yahudi yang kaya bernama Murdahai bin Ibrahim bin Musa yang menjual bahan2 kebutuhan pangan yang mereka perlukan. Disela-sela tawar menawar, saudagar Yahudi itu menanyakan mereka darimana dan dijawab bahwa mereka adalah Kabilah Al-Masalih dari Bani Anza. Mendengar hal ini, saudagar Yahudi ini kemudian memeluk satu persatu semua anggota rombongan itu sambil mengatakan bahwa dia juga berasal dari Kabilah Al-Masalih yang terpaksa pindah ke Basra karena perselisihan antara ayahnya dengan anggota Bani Anza lainnya.

Mengiringi cerita bohong tersebut, dia memerintahkan pelayannya untuk memenuhi seluruh onta2 mereka dengan tepung gandum, kurma, tamman dan bahan2 kebutuhan pangan mereka lainnya. Kebaikan ini sangat berkesan dan sekaligus membuat mereka bangga karena bertemu “saudara” sendiri yang menjadi saudagar kaya di Irak. Mereka tidak saja sangat menyukainya tetapi juga sangat mempercayainya.

Ketika rombongan akan kembali ke Najd, saudagar Yahudi yang berpura-pura sebagai bagian dari Kabilah Al-Masalih itu meminta agar dia diperkenankan ikut rombongan itu pulang ke Najd. Dengan senang hati permintaan itu dipenuhi.

Sesampainya di Najd, saudagar Yahudi itu dengan dukungan penuh “saudara-saudaranya” mulai mempropagandakan dirinya. Namun pandangan-pandangannya ditentang masyarakat Al-Qasim dibawah pimpinan Syekh Saleh Salman Abdullah Al Tamimi, seorang ulama Muslim terkemuka. Dakwahnya meliputi kawasan Najd, Yaman dan Hijaz. Akibat penentangan ini dia pindah dari Al-Qasim ke Al- Ihsa dan mengganti namanya dengan Marhan bin Ibrahim Musa.

Dia kemudian tinggal ditempat yang bernama Dir’iya dekat Al-Qatif. Di sini dia mulai menyebarkan cerita bohong tentang Perisai Nabi Muhammad saw bahwa perisai tersebut diambil oleh Kafir Quraisy pada waktu Perang Uhud dan kemudian dijual kepada sebuah kabilah Yahudi bernama Bani Qunaiqa’ yang menyimpannya sebagai pusaka. Dia secara bertahap menaikkan posisinya dimata kaum Badui dengan cerita2 bohong seperti itu dan sekaligus secara halus tersamar mempengaruhi orang2 Badui agar beranggapan bahwa orang Yahudi telah ikut berjasa menjaga peninggalan Islam yang sangat bersejarah.

Dengan semakin kuat posisi dan pengaruhnya dimata kaum Badui Arab, dia kemudian memutuskan untuk menjadikan Dir’iya sebagai ibukota kerajaan Yahudi di tanah Arab dan memproklamirkan dirinya sebagai raja mereka.

Sementara itu Bani Ajaman bersama dengan Bani Khalid menyadari bahaya dari Marhan setelah mereka mengetahui siapa dia sebenarnya dan rencana jahatnya. Mereka kemudian menyerang Dir’iya dan berhasil mendudukinya tetapi tidak berhasil menangkap Marhan karena keburu melarikan diri.

Dalam pelariannya, Marhan bin Ibrahim Musa yang nama aslinya Murdahai bin Ibrahim Musa yang adalah orang Yahudi ini, sampai disebuah tanah pertanian yang waktu itu disebut Al-Malibid Ghusaiba dekat Al-Arid, yang dikemudian hari dan sampai sekarang disebut Al-Riyadh.

Dia meminta kepada pemilik tanah pertanian itu agar diperbolehkan tinggal disitu. Dengan baik hati dan penuh keramahtamahan pemilik tanah pertanian tersebut memperkenankannya. Tetapi, kurang lebih satu bulan setelah ia tinggal disitu, pemilik tanah pertanian yang baik hati itu beserta seluruh keluarganya ia bunuh, dan berpura-pura bahwa pemilik tanah pertanian beserta seluruh keluarganya dibunuh oleh perampok. Kekejian dan kebohongannya tidak sampai disitu saja, ia juga menyebarkan berita bahwa ia sudah membeli seluruh tanah pertanian itu dari pemiliknya sebelum peristiwa tragis itu terjadi. Karenanya sekarang dia berhak atas tanah pertanian itu dan mengubah namanya menjadi Al-Dir’iya, sama dengan nama tempat sebelumnya yang lepas dari tangannya.

Di situ ia kemudian membangun sebuah Tempat Persinggahan yang diberi nama Madaffa, dan bersama-sama dengan para pengikutnya kembali menyebarkan propaganda yang menyesatkan bahwa dia adalah seorang Syeikh Arab tulen dan agung. Dia kemudian membunuh Syeikh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, musuh bebuyutannya, di sebuah masjid di kota yang disebut Al-Zalafi.

Setelah puas dapat melenyapkan Syeikh Saleh, dia kemudian menjadikan tempat yang namanya sudah diubahnya menjadi Al-Dir’iya tersebut sebagai pusat kegiatannya. Dia mengawini banyak wanita dan memperoleh banyak anak yang semuanya dia beri nama-nama Arab. Salah satu anak lelakinya dia beri nama Al-Maqaran (berakar dari nama Yahudi: Mack-Ren) yang kemudian mempunyai anak lelaki yang diberi nama Muhammad. Anak lelakinya yang lain dia beri nama Saud, dan nama inilah yang kemudian dan sampai sekarang menjadi nama Dinasti Saudi.

Dengan berjalannya waktu, keturunan Marhan si Yahudi ini telah berkembang biak semakin banyak dan semakin kuat di bawah nama Keluarga Saudi. Mengikuti jejak pendahulunya mereka meneruskan gerakan bawah tanah dan konspirasinya menentang Negeri/Bangsa Arab. Secara illegal mereka memperluas wilayahnya dan membunuh setiap orang yang menentang mereka. Mereka menghalalkan segala cara untuk meraih ambisi mereka. Mereka tidak saja menggunakan uang mereka tetapi juga para wanita mereka untuk membeli pengaruh, khususnya terhadap mereka yang mau menulis biografi asli dari Keluarga Yahudi ini.

Mereka menyewa penulis bayaran untuk merekayasa biografi mereka, yang sekaligus menyembunyikan keturunan siapa mereka sebenarnya, dengan mengaitkan mereka dengan kabilah-kabilah Arab terkenal seperti Rabi’a, Anza dan Al-Masalikh.

Sebagai contoh rekayasa penulis bayaran ditahun 1362 H atau 1943-an misalnya seperti Muhammad Amin Al-Tamimi, Direktur Perpustakaan Kerajaaan Saudi, membuatkan silsilah yang menyambung kepada Nabi Besar Kita Muhammad Rasulullah saw. Untuk itu ia mendapat hadiah 35.000 Pound Mesir dari Duta Besar Saudi untuk Mesir yang waktu itu dijabat oleh Ibrahim Al-Fadil.

Dalam Buku Sejarah Keluarga Saudi halaman 98 – 101 penulis sejarah bayaran mereka menyatakan bahwa Dinasti Saudi menganggap seluruh penduduk Najd adalah kafir dan karenanya wajib dibunuh, hartanya dirampas, dan para wanitanya dijadikan budak. Tidak ada seorang muslim/muslimah pun yang keyakinannya murni kecuali mereka mengikuti paham Muhammad bin Abdul Wahab. Doktrinnya memberi kekuasaan kepada Keluarga Saudi untuk menghancurkan kota-kota, desa-desa, perkampungan beserta seluruh isinya, membunuh para lelaki dan anak-anak, memperkosa para wanitanya, merobek perut para wanita yang sedang hamil dan kemudian memotong tangan anak-anak mereka lalu membakar mereka. Doktrin brutalnya juga memberi kekuasaan kepada Keluarga Saudi untuk merampas dan menguasai seluruh harta benda dan kekayaan penduduk yang mereka anggap sesat (yaitu mereka yang tidak mengikuti paham Wahabi).

Keturunan Saud (sekarang dikenal dengan Keluarga Saudi) mengkampanyekan pembunuhan terhadap para pemimpin kabilah-kabilah Arab dengan menuduhnya sebagai kaum kafir dan musyrik .

Keluarga Saudi yang sejatinya adalah Keluarga Yahudi ini benar-benar telah melakukan segala macam perbuatan keji atas nama ajaran sesat mereka yaitu Wahabisme, dan benar-benar telah menimbulkan teror dihati para penduduk kota-kota dan desa-desa sejak tahun 1163 H. Mereka menamakan seluruh jazirah Arab yakni Negeri Rasulullah saw dengan nama keluarga mereka yaitu Saudi Arabia seakan seluruh kawasan di jazirah Arab adalah milik pribadi keluarga mereka, dan seluruh penduduk lainnya dianggap sebagai para pelayan dan budak mereka yang harus bekerja keras untuk kesenangan majikan mereka yakni Keluarga Saudi.

Mereka benar-benar menguasai seluruh kekayaan alam sebagai milik pribadi mereka dan bila ada orang yang memprotes kelakuan Dinasti Yahudi ini maka orang tersebut akan dipancung didepan umum. Pernah salah seorang putri mereka pergi ke Florida, Amerika Serikat, dengan segala kebesarannya menyewa 90 (sembilan puluh) Suite Rooms di Grand Hotel dengan harga sewa US$ 1 juta per malam. Tidak ada yang berani memprotes kemewahan dan pemborosan ini karena takut akan dipancung didepan umum.

Kesaksian atas Darah Yahudi dari Keluarga Saudi

Pada tahun 1960, Radio Sawt Al Arab di Kairo Mesir dan Radio Yaman di Sana’a mengkonfirmasikan kebenaran Darah Yahudi dari Keluarga Saudi.

Raja Faisal Al-Saud waktu itu tidak bisa menolak kenyataan Darah Yahudi dari Keluarga Saudi ketika dia menyatakan kepada Washington Post pada 17 September 1969 dengan berkata: ”Kami, Keluarga Saudi adalah saudara sepupu (cousins) Yahudi. Kami sama sekali tidak setuju kepada sebarang Pemerintah Negara Arab atau Pemerintah Negara Muslim yang menunjukkan kebencian kepada Yahudi, tetapi kita harus hidup berdampingan secara damai dengan mereka. Negara kami (Arabia) adalah asal muasal darimana orang Yahudi pertama muncul, dan kemudian keturunannya menyebar keseluruh penjuru dunia”. Demikianlah deklarasi Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

Hafiz Wahbi, Penasehat Kerajaan Saudi, menyebutkan dalam bukunya yang berjudul ”Peninsula of Arabia” bahwa Raja Abdul Aziz Al Saud yang meninggal tahun 1953 telah berkata: ”Pesan kami (Pesan Saudi) kepada seluruh kabilah Arab yang menentang kami: Kakek saya, Saud Awal, pernah menawan sejumlah Sheikh dari Kabilah Mathir dan ketika serombongan orang dari kabilah yang sama datang menuntut pembebasan mereka, Saud Awal memerintahkan kepada para pengawalnya untuk memenggal kepala semua tawanan itu, kemudian, dia ingin menghinakan para penuntut itu dengan mengundang mereka untuk memakan daging korbannya yang sudah dimasak sementara potongan kepalanya ditaruh di atas nampan. Para penuntut itu sangat terkejut dan menolak untuk memakan daging keluarganya sendiri; dan karena penolakannya itu, dia memerintahkan kepada para pengawalnya untuk memenggal kepala mereka juga”.

Hafiz Wahbi mengatakan lebih jauh bahwa maksud Raja Abdul Aziz Al Saud menceritakan kisah berdarah itu agar delegasi dari Kabilah Mathir yang saat itu sedang datang untuk menuntut pembebasan pemimpin mereka saat itu, yakni Sheikh Faisal Al Darwish, untuk tidak meneruskan niat mereka. Karena bila tidak mereka akan mengalami nasib yang sama. Dia membunuh Sheikh itu dan menggunakan darahnya untuk wudhu tepat sebelum ia melakukan sholat (sesuai dengan fatwa sesat paham Wahabi ).

Kesalahan Sheikh Faisal Al Darwish saat itu adalah karena dia mengkritik Raja Abdul Aziz Al Saud yang telah menandatangi dokumen yang disiapkan pemerintah Inggris sebagai sebuah Deklarasi untuk memberikan Palestina kepada Yahudi. Penandatanganan itu dilakukan di sebuah konferensi yang diselenggarakan di Al Aqeer pada tahun 1922.

Begitulah dan hal itu berlanjut terus sampai sekarang dalam sistem kekuasaan rezim Keluarga Saudi atau tepatnya Keluarga Yahudi ini.

Semua tujuannya adalah: menguasai semua kekayaan dan keberkahan negeri Rasulullah saw; dengan cara merampok dan segala macam perbuatan keji lainnya, penyesatan, pengkafiran, mengeksekusi semua yang menentangnya dengan tuduhan kafir dan musyrik yang semuanya itu didasarkan atas doktrin paham wahabi.

1. Sumber dari bahasa Indonsia, Wajah Asli dinasti Saudi, dalamhttp://wildwestwahabi.wordpress.com/2009/02/11/wajah-asli-dinasti-saudi/
2. Sumber dari bahasa Inggris, dengan judul: THE SAUDI DYNASTY: FROM WHERE IS IT? AND WHO IS THE REAL ANCESTOR OF THIS FAMILY? Dapat diunduh dihttp://www.fortunecity.com/boozers/bridge/632/history.html
3. Juga bisa diunduh dalam, Zionist Rulers of Saudi Arabia: Jewish Roots of the Saudi Ruling Family, dalamhttp://pakalert.wordpress.com/2008/12/24/zionist-rulers-of-saudi-arabia/
4. Sumber dalam bahasa Arab berjudul, Alu Su`ud min Aina wa Ila Aina? karangan Muhammad Sakher, dalamhttp://www.fortunecity.com/boozers/bridge/632/history.html

Read More......

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 18 Februari 2011

Ahmadiyah, Surga Neraka, Urusan Allah


JAKARTA- Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi di kantornya di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat memberikan wawancara seputar penyerangan, kekerasan, dan pembunuhan jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, seperti yang diungkapkan detikcom sebagai berikut:

Bagaimana tanggapan anda soal penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten?
Pertama-tama yang ingin saya tegaskan, negara itu wajib melindungi rasa aman dari seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan agama, keyakinan maupun suku dan sebagainya. Itu pertama yang harus betul-betul ditunaikan tanpa tawar-menawar lagi. Dan untuk itu, negara sudah memiliki segala persyaratan yang dibutuhkan, ada aparat kepolisian dengan perangkatnya termasuk untuk penindakan sampai intelijennya. Kalau polisi tidak sanggup, bisa menggunakan aparat lainya seperti militer.

Kalau perlu Nahdlatul Ulama (NU) siap membantu dan amankan segenap warga. Jangan sampai ada kezaliman di antara warga dan sesama warga. Pertumpahan darah itu mutlak harus dihidarkan. Satu nyawa hilang itu sudah terlalu banyak. Kalau nyawa sampai hilang bukan karena nyawa, tapi itu sama saja menghilangkan seluruh umat manusia, ini adalah sesuai Alquran.

Jadi membiarkan seorang warga negara terbunuh tanpa alasan pembunuhan, maka sebenarnya sama saja membiarkan seluruh warga negara ini terbunuh. Bahkan di dalam Alquran bukan hanya seluruh warga negara, tapi seluruh umat manusia, bila ada nyawa seorang dibiarkan melayang tanpa alasan yang setimpal.

Berkaitan dengan soal keimanan, negara kita kan bukan negara agama, bukan negara agama tertentu. Tetapi negara yang melindungi keyakinan segenap warganya, maka negara tidak boleh mendiskriminasi perlindungan kepada warga negara atas pertimbangan keyakinan tertentu, itu tidak boleh. Dan, NU berada di belakang misi negara itu.

Apakah konflik terjadi karena perbedaan keyakinan di antara warga itu sendiri?

Itu yang sebenarnya tidak boleh. Perbedaan keyakinan memang tidak mungkin dihindari, karena agama memang teksnya terlalu mendalam dan luas. Oleh karena itu tafsir terhadap teks agama itu suatu keniscayaan. Tidak ada suatu ajaran agama yang hanya ada satu tafsir dan semua tafsir sebenarnya itu dilindungi. Bahwa ada yang mengaku dirinya benar dan yang lain itu salah, itu biasa. Tetapi kalau semua mengaku benar dan semua mengaku yang lain salah, maka sesungguhnya tidak ada yang mutlak benar.

Perbedaan keyakinan tidak bisa menjadi alasan untuk memaksa keyakinan saya terhadap orang lain. Karena yang memberikan petunjuk ke jalan benar itu hanya Allah. Innaka laa tahdi man ahbabta walakinnallaaha yahdi man yasya, sesungguhnya kamu tidak bisa memastikan hidayah kepada orang lain, hanya Allah lah yang dapat memasukan hidayah kepada hamba-Nya yang dikehendaki (surat Al Qoshosh ayat 56).


Di dunia ini kan bukan surga dan juga bukan neraka. Jadi di sini itu ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang kafir, ada yang mukmin, ada yang tersesat dan ada yang mendapatkan hidayah, inilah dunia. Jangan berpikir dunia ini adalah surga, dan semuanya harus mukmin. Dan jangan berpikir bahwa dunia ini adalah neraka, semuanya harus kafir, tidak seperti itu.

Soal surga-neraka, tersesat dan mendapatkan hidayah hanya Allah yang tahu. Bahkan
dalam Islam, kalau ada orang mengkafirkan orang lain, maka boleh jadi sesungguhnya
dia kafir. Jadi jangan gampang mengkafirkan orang. Anda boleh saja meyakini seyakin-yakinnya apa yang anggap anda imani benar, tapi jangan pada saat yang sama mengaku sayalah satu-satunya paling benar, orang lain salah atau menuding keyakinan orang lain itu salah.

Jadi bagaimana sebaiknya menghadapi jemaat Ahmadiyah?

Saya ambil contoh di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat asuhan almarhum KH Ilyas Ruhyat (mantan Rais Am PBNU), di sekitar itu sudah berpuluh-puluh tahun ada sebuah masjid Ahmadiyah. Pas bertetanggaan dengan pesantren, dan dari dahulu tidak pernah ada santri yang menggruduk atau mengejek anggota jemaat Ahmadiyah. Mereka bebas menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, itulah yang terjadi di lingkungan NU sebenarnya.

Bahwa anda memiliki keyakinan seperti itu dan anda bertekad menjalankannya, itu hak anda. Memang kita memang mempunyai kewajiban moral untuk melakukan dialog, memberi tahu atau dakwah. Tetapi melakukan dakwah mengajak orang mendekatkan dengan keyakinan kita harus dengan bil hikmah atau bijaksana. Tidak ada kata paksaan dalam dakwah itu. Apabila kita sudah berdakwah atau kita sedikit bermujadalah(perdebatan). Kok masih tidak mau menerima apa keyakinan kita, ya sudah, kewajiban kita sudah gugur. Tidak ada keimanan yang bisa dipaksakan. Mungkin orang bisa dipaksa tubuhnya, tapi hatinya tidak bisa dipaksa.

Dakwah yang paling efektif itu dakwah melalui perilaku, bukan dengan kata-kata, apalagi dengan kekerasan. Kalau orang Islam memperlakukan orang lain dengan kekerasan dan kekejaman, itu sebetulnya dia sedang melecehkan secara telak agamanya sendiri. Karena orang akan bertanya, loh agamanya mulia, tapi kenapa perilaku dan akhlaknya buruk dan kejam? Jadi orang Islam yang suka dan sering memekikan suara keras dan jihad, sesungguhnya dia bukan membela Islam, tapi sedang meruntuhkan kewibawaan dan nama baik Islam.

Kawasan Cikeusik, Pandeglang, Banten walau dikenal masyarakatnya keras tapi belum pernah terjadi bentrokan antar keyakinan agama. Apakah ini ada rekayasa untuk memicu kekerasan itu sendiri?

Memang belakangan ini, sekitar sepuluh tahun belakangan terakhir ini pengaruh dari kelompok-kelompok radikal yang dibiayai dengan uang yang banyak dari Timur Tengah menjalar ke mana-mana. Meskipun kita ketahui dalam dunia Islam, perbedaan mazhab dan perbedaan tafsir itu sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sejak zaman para sahabat itu sudah ada orang menafsiri sebuah ayat yang sama dengan tafsir yang berbeda. Jadi sesungguhnya itu sudah alami dan memang tafsir itu bisa berbeda-beda.

Tapi tafsir yang berbeda dan diikuti dengan pemaksaan, penistaan sampai pembunuhan baru belakangan ini lebih marak. Jadi dahulu pernah ada pada zaman klasik itu. Misalnya konflik antara lain dengan kaum Khawarij dan Syiah sampai pertumpahan darah dan lainnya. Kemudian orang berpikir bila lama-lama seperti ini bisa habis, maka wisdom atau kearifan yang muncul, bahwa tidak ada di dunia manapun yang memiliki satu tafsir, tapi banyak dan berbeda-beda.

Untuk mensikapi adanya tafsir-tafsir yang berbeda ini, ya sudah kita sama-sama menghormatinya. Bahwa kami juga minta dihormati untuk mengikuti tafsir kami, sebagaimana anda juga kami menghormati untuk mengikuti tafsir anda. Itulah yang paling fair (adil), toh kita sama-sama tidak tahu siapa yang sesungguhnya secara hakiki di jalan yang benar. Kita hanya berdoa saja kepada Allah SWT untuk dibimbing di jalan yang benar. Kita tidak boleh mengklaim bahwa saya sudah sepenuhnya berada
di jalan yang benar, itu tidak boleh karena itu namanya takabur.

Kita salat setiap hari lima waktu ada 17 rakaat, kita setiap rakaat selalu baca Al Fatihah dengan doa ihdinash shiroothol mustaqiim, tunjukilah kami ke jalan yang benar. Itu artinya apa? Orang Islam setiap menjalankan ibadahnya sekalipun tidak boleh mengklaim bahwa saya sudah ada di jalan yang benar. Justru kita harus terus memohon kepada Allah untuk dibimbingnya. Justru kita harus rendah hati dan jauh untuk mengklaim saya sudah ada di jalan yang benar, apalagi sambil menuding orang lain kau sesat dengan diikuti tindakan kekerasan. Ini nauzubillah minzaliq, itu jauh dari kebenaran.

Apakah bisa dikatakan semakin banyaknya tindak kekerasan mengatasnamakan agama karena pengaruh radikalisme Timur Tengah?

Memang tindakan manusia tidak pernah bisa disederhanakan pada satu faktor saja, selalu ada multi faktor. Taruhlah faktor faham radikalisme itu memiliki peranan, meskipun tidak seratus persen. Tapi juga ada faktor-faktor lainnya, misalnya faktor adanya provokator dan yang tidak kalah penting faktor kelambanan aparat pemerintah dalam bertindak preventif. Ini sangat penting sekali.

Oleh karena itu, ini harus menjadi catatan yang sangat kuat bagi kita bahwa semua faktor-faktor yang bersifat pemahaman tidak bisa berdiri sendiri. Kalau ada orang yang berbeda faham, kemudian tumbuh menjadi saling curiga sampai saling membenci. Tapi kalau aparat keamanan pemerintah bertindak tegas, tentunya tidak akan meledak menjadi kenyataan. Itu yang kita sesalkan, kenapa aparat keamanan tidak bertindak tepat waktu.

Sebenarnya beliau-beliau itu sudah tahu ada riak-riak seperti di Banten atau Temanggung, itu sudah diketahui dua hari sebelumnya gelagat-gelagat itu. Persoalannya kenapa tidak dilakukan pencegahan? Sebenarnya itu hak aparat keamanan untuk mencegahnya, apalagi sudah ada tanda-tanda datangnya rombongan dari Solo, Semarang, Pekalongan ke Temanggung untuk melakukan tindakan kekerasan atas protes putusan pengadilan. Kenapa ini tidak dicegat di tengah jalan? Sebelum sampai ke tempat kejadian. Membiarkan mereka sampai ke tempat kejadian dan berkumpul ribuan orang itu pasti
akan sulit sekali. Tapi kan bisa dicegah sebelumnya, kan jarak Pekalongan-Temanggung, Solo-Temanggung tidak dekat. Sepanjang puluhan dan ratusan kilometer kan bisa dilakukan pencegahan. Ini yang kami sesalkan kenapa aparat tidak bertindak semestinya sesuai tanggung jawabnya melindungi masyarakat agar tidak bertumpah darah.

Kelambanan atau kelalaian aparat keamanan dan pemerintah ini bisa diartikan juga sebagai upaya memperkeruh konflik antar kelompok masyarakat beragama ini?

Kelambanan itu bisa dituduh sebagai by omission atau pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi karena pembiaran dan tidak mengambil tanggung jawab. Sekali lagi kami katakan, aparat keamanan harus ambil tanggung jawab melindungi masyarakat, apalagi yang menyangkut perbedaan keyakinan ini. NU sendiri akan mensupport aparat keamanan kalau soal ini.

Jadi bagaimana seharusnya menghadapi jemaat Ahmadiyah ini?

Kewajiban kita kepada orang yang berbeda keyakinan, kalau kita merasa terpanggil, ya dakwah atau mengajak dengan bijak. Kalau memang diperlukan semacam diskusi, dialog atau berdebat, adu argumentasi dengan cara santun daripada orang yang kita hadapi. Kalau sudah cara-cara itu kita lakukan dan mereka tidak mau berubah, ya sudah, kita sudah selesai kewajibannya.

Tidak ada sedikitpun ruang bagi kita untuk memaksa mereka agar meyakini apa yang kita yakini. Kalau kita memaksakan begitu, lagi-lagi kita telah mengklaim saya sudah berada di jalan yang sepenuhnya benar dan anda di jalan kesesatan. Kita harus terus memohon petunjuk kepada Allah SWT. Artinya kita harus lebih redah hati dan jauhkan mengklaim diri kita sudah berada di jalan yang benar. Kita berdoa semoga kita bisa dibimbing ke jalan yang benar, bukan kita yakin betul kita sudah berada di jalan yang benar.

Betulkah ada dalil yang membenarkan untuk memerangi kelompok semacam Jemaat Ahmadiyah atau aliran sesat lainnya?

Tidak ada, tidak ada dalil yang mengatakan orang bisa dibunuh karena perbedaan keyakinan. Memang dalam Alquran ada izin untuk memerangi orang lain dengan alasan agama, kalau memang kita diperangi. Kalau kita tidak pernah diperangi mereka, ya kita tidak boleh memerangi mereka.

Justru kalau kita hadapi dengan kelembutan, tentu hasilnya akan lebih baik. Ini sama ketika Rasulullah SAW akan dibunuh, tapi pedang musuhnya terjatuh. Nabi membiarkannya dan mengampuninya. Itu begitu kuatnya akhlak dan kelembutan hati yang bisa mengubah orang. Cara efektif mengubah keyakinan itu dengan akhlak yang baik, kesalehan amal, bukan dengan pedang.

Begitu juga di NU, kita akan menghadapi kelompok-kelompok ini dengan cara-cara santun dan dakwah yang bijak. Kalau ada yang melawan dengan kekerasan, kami serahkan kepada negara yang memiliki hak dan tanggung jawab. Negara punya hak monopoli untuk menindak pelaku kekerasan demi melindungi masyarakat lainnya. Tidak boleh masyarakat menggunakan alat kekerasan.

Bagaimana solusinya agar tidak terjadi pemaksaan dan penyerangan kepada kelompok agama yang beda keyakinan?

Jangan kita pernah memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Biarkan itu diserahkan kepada Allah yang akan memberikan hidayah. Memang dalam beberapa kasus belakangan ini, banyak yang menunjukan keimanan dengan cara penuh kesombongan. Padahal kesombongan ini lebih buruk dari kesesatan atau kejahatan itu sendiri serta lebih buruk dari dosa besar lainnya. Kesombongan atas keimanan kita itu lebih berbahaya dari yang lainnya.

Sumber: detikcom/(zal/iy)

Read More......

[+/-] Selengkapnya...

ShareThis

 

Kembali lagi ke atas